الهى انت مقصؤ دئ ؤ رضاك مطلؤ ب اعطنى محبتك و معرفتك

Engkaulah Tujuanku, keridhoan Engkau sajalah yang kuharapkan, berikan aku cinta untuk mengenal-MU lebih sempurna


Rabu, 03 Januari 2018

Berguru kepada Penghuni Alam Lain (2)

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Dalam perspektif tasawuf, alam tidak terbatas hanya dalam dua bentuk, yaitu dengan meminjam istilah Muhammad Abduh, ‘alam syahadah dan ‘alam gaib, tapi alam bisa tak berbatas.

Sebab mencakup pula kehadiran Ilahiyah universal (al-hadharat al-kulliyyat/universal divine presences), yang di antaranya ada yang lebih dekat ke alam syahadah mutlak, dan lainnya lebih dekat ke alam gaib mutlak.

Alam sering juga digunakan dalam dua konteks, yaitu alam secara keseluruhan (semua kecuali Allah) dan alam dalam konteks tingkatan alam, seperti ‘alam al-mulk, ‘alam al-mitsal, ‘alam al-malakut, dan ‘alam jabarut.

Masing-masing alam ini mempunyai penghuni. Manusia bisa mengakses dan sekaligus menjadi bagian dari alam-alam tersebut bersama dengan makhluk-makhluk spiritual lainnya seperti malaikat dan jin. Hal itu dapat dilakukan tentu saja jika manusia itu mampu menyingkap tabir rahasia yang selama ini menghijab dirinya.

Manusia di alam fana ini berada di alam malakut dan dalam keadaan tertentu ia bisa mengalami transformasi spiritual ke alam-alam lain. Tentu, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki atau diberikan kepadanya oleh Allah. Tingkatan-tingkatan alam lebih banyak digunakan dalam konteks kedua, yakni tingkatan alam spiritual.

Di setiap tingkatan alam, Al-Haq (Allah) selalu mengindikasikan kehadiran-Nya. Sehingga tidak ada suatu ruang, waktu, dan dimensi yang bebas dari cakupan Al-Haq. Meskipun dikenal berbagai tingkatan, pada hakikatnya tetap hanya satu kehadiran (al-hadharat), yakni kehadiran Ilahiyyah (al-hadharat al-Ilahiyyah).

Ketunggalan kehadiran Ilahiyyah termanifestasi di dalam apa yang disebut oleh para sufi dengan tauhid al-Dzat, tauhid al-Shifat, dan tauhid al-Af’al. Dalam konteks ini, Ibnu Arabi, salah seorang sufi yang berlatar belakang seorang filsuf, kesulitan membedakan secara skematis antara alam dan Al-Haq.

Karena menurutnya, keseluruhan alam ini tak lain adalah madzhar, atau lokus manifestasi-Nya. Bagi Ibnu Arabi, bukan hal yang mustahil untuk berguru kepada para penghuni alam lain. Bahkan, manusia bisa langsung berkomunikasi dan berguru kepada Al-Haq.

0 komentar: