الهى انت مقصؤ دئ ؤ رضاك مطلؤ ب اعطنى محبتك و معرفتك

Engkaulah Tujuanku, keridhoan Engkau sajalah yang kuharapkan, berikan aku cinta untuk mengenal-MU lebih sempurna


Rabu, 03 Januari 2018

Apa Itu Al-A’yan Ats-Tsabitah? (2)

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Dalam dunia ide Plato hanya merupakan dunia abstrak yang berada di dalam wilayah ontologis dan masih bersifat potensial.
Sedangkan wujud merupakan manifestasi dari dunia ide, yang sesungguhnya tidak berbeda dengan dunia ontologi ide, setidaknya antara keduanya memiliki hubungan simetri.

Wujud potensial dan wujud aktual dalam konsep Al-A’yan ats-Tsabitah tidak mesti harus sama bahkan mungkin tidak ada hubungannya sama sekali. Meskipun Al-A’yan ats-Tsabitah tidak lagi masuk kategori "alam", tetapi belum masuk ke dalam pembahasan puncak.

Masih ada pembahasan lebih tinggi lagi yang disebut level Ahadiyyah dan Wahidiyyah, yang akan dibahas dalam artikel mendatang. Bahkan, ada segi dari level al-A’yan ini masih dalam kategori maqam Al-Khalq atau level alam, yang disebut Al-A’yan al-Kharijiyyah, yakni sesuatu yang berwujud di level konkret melalui proses emanasi agung. Disebut Al-A’yan al-Kharijiyyah karena berada di lingkaran luar dari Al-A’yan ats-Tsabitah.

Al-A’yan ats-Tsabitah sudah masuk di level Wahidiyyah atau apa yang disebut dengan Pengetahuan Tuhan. Al-A’yan ats-Tsabitah masuk ke dalam level pertama dan utama (the principle level) dan tidak akan pernah berada di dalam level kedua (the relative level). Keberadaan Al-A’yan ini merupakan hasil dari proses tajalli pertama (al-tajalli al-awwal) yang biasa juga disebut dengan emanasi awal (al-faidh al-aqdas).

Proses emanasi berikutnya, yaitu al-faidh al-muqaddas, melahirkan Al-A’yan al-Kharijiyyah, yaitu keberadaan yang sudah aktual, bukan lagi keberadaan potensial. Al-A’yan al-Kharijiyyah inilah yang masuk ke dalam the relative level.
Dengan kata lain, yang masuk di level aktual atau relatif hanya manifestasi (madzahir)-nya saja, bukan hakikatnya karena hakikat Al-A’yan al-Karijiyyah  tidak lain adalah al-A’yan ats-Tsabitah, yang tetap berada di level utama.

Dari sinilah nanti muncul konsep al-Mumtani’at dan konsep al-Mumkinat. Potensi wujud (Al-A’yan ats-Tsabitah) yang tidak mungkin termanifestasi menjadi wujud aktual (Al-A’yan al-Kharijiyyah) disebut al-Mumtani’at. Sebaliknya, potensi wujud (Al-A’yan ats-Tsabitah) yang mungkin atau sudah termanifestasi menjadi wujud aktual (Al-A’yan al-Kharijiyyah) disebut al-Mumkinat.

0 komentar: