الهى انت مقصؤ دئ ؤ رضاك مطلؤ ب اعطنى محبتك و معرفتك

Engkaulah Tujuanku, keridhoan Engkau sajalah yang kuharapkan, berikan aku cinta untuk mengenal-MU lebih sempurna


Rabu, 03 Januari 2018

Apa yang Perlu Diperhatikan Sufi Pemula? (3-habis)

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Dalam literatur Sunni, mungkin itu hanya bisa disebut ilham. Keluarbiasaan yang dimiliki orang-orang tersebut bukanlah mukjizat, melainkan kekeramatan (karamah). 

Dalam ontologi Islam dapat dibedakan. Ada tiga hal yang dapat dianggap luar biasa (khariq al-‘adat), yaitu mukjizat, karamah, dan sihir.

Mukjizat adalah perbuatan yang luar biasa yang muncul pada diri seorang nabi atau rasul. Seperti Nabi Ibrahim yang bisa keluar dari lautan api tanpa sedikit pun anggota badannya cedera, Nabi Musa membelah lautan, dan Nabi Isa menghidupkan orang mati. Karamah adalah perbuatan luar biasa, tetapi hanya muncul pada diri seorang wali.

Contohnya banyak, seperti kehebatan yang ditunjukkan oleh Khidir dalam Alquran. Sedangkan sihir adalah perbuatan luar biasa juga, tetapi lebih sederhana dan muncul pada diri orang yang mempelajari ilmunya dengan tekun. Contohnya, tukang-tukang sihir pada zaman Nabi Musa yang mendemonstrasikan sihir ularnya.

Mereka akhirnya berakhir dengan tragis karena ular-ular dan tukang sihirnya ditelan oleh tongkat musa yang menjelma menjadi ular yang lebih hebat. Kepada para calon sufi atau sufi pemula, tak perlu terkecoh dengan keajaiban seseorang. Sebab, mungkin saja itu adalah tukang sihir atau seseorang yang memiliki kemampuan untuk memerintah jin.

Meski demikian, tak bisa juga kita mengingkari bahwa ada hamba-hamba Tuhan yang dikaruniai kedekatan sehingga ia diberi ilham dan kekeramatan. Inilah yang perlu dicari dan diikuti. Para sufi pemula juga tidak boleh terlalu yakin dengan bisikan-bisikan dan informasi gaib yang muncul pada dirinya sebab belum tentu itu bisikan malaikat. Boleh jadi itu bisikan setan.

Yang paling penting ialah keikhlasan sejati seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tanpa ada motivasi duniawi sekecil apa pun. Kalaupun seandainya Allah SWT memberikan kekhususan seperti apa yang pernah diberikan Tuhan kepada kekasih-Nya yang lain, biarkanlah itu disimpan di dalam memorinya sendiri.

Tak perlu hal itu digembar-gemborkan. Apalagi didasari oleh dorongan keinginan untuk menjadi populer dan demi kepentingan duniawi lainnya. Oleh karena itu, orang yang hendak menjalani kehidupan sufistik harus belajar banyak, memilih pembimbing yang benar, dan tidak boleh meninggalkan apalagi mengecilkan arti dan peran syariat. Jangan sampai kita menginginkan kedekatan, tetapi yang diperoleh adalah kesesatan.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/12/02/24/lzw0u9-apa-yang-perlu-diperhatikan-sufi-pemula-3habis

0 komentar: