الهى انت مقصؤ دئ ؤ رضاك مطلؤ ب اعطنى محبتك و معرفتك

Engkaulah Tujuanku, keridhoan Engkau sajalah yang kuharapkan, berikan aku cinta untuk mengenal-MU lebih sempurna


Rabu, 03 Januari 2018

Apa yang Perlu Diperhatikan Sufi Pemula? (2)

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Dalam doa meminta pertolongan Tuhan secara masif (istigatsah), syekh atau mursyid sering disebut dan dilibatkan. Syekh atau mursyid juga sering dijadikan objek perantara (tawasul atau wasilah) yang diperlakukan sepadan dengan Rasulullah.

Ketakjuban dan kehormatan kita kepada seorang syekh atau mursyid tidak boleh melampaui batas yang sewajarnya sebagai seorang guru.

Namun di sini, tidak berarti seorang pencari Tuhan atau murid dilarang mengagumi dan menghormati syekh atau mursyidnya sesuai dengan tradisi yang sudah lazim di dalam tarekat tertentu yang diikutinya.

Hal yang penting, niat penghormatan itu tidak terkandung keyakinan bahwa syekh atau mursyid itu suci, dianggap sama, bahkan melampaui Rasulullah.

Sebab, kedudukan nabi dan rasul dalam Islam sudah jelas. Nabi dan rasul memperoleh wahyu dan mukjizat serta keistimewaan dari Allah SWT. Sehebat apa pun seorang ulama, syekh, atau mursyid, bahkan para wali, tidak boleh disamakan apalagi diyakini melampaui kehebatan nabi dan rasul.

Tidak bisa diingkari bahwa ada manusia-manusia saleh atau salehah yang mencapai puncak kedekatan diri dengan Allah SWT. Dalam Alquran mereka disebut sebagai wali, seperti Luqman dan Khidir. Namun, wali yang sebenarnya tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai seorang wali. Bahkan, mereka selalu berusaha menyembunyikan diri agar tak dikenal begitu luas.

Jika ada orang mengaku wali dengan mendemonstrasikan keajaiban atau kekeramatan yang dimilikinya, menurut Ibnu Taimiyah, orang itu perlu dicurigai. Kalangan syekh atau mursyid memang banyak mendambakan kekeramatan untuk legitimasi dirinya di depan jamaahnya. Ia berusaha mencari informasi dari alam gaib guna menunjukkan dirinya sebagai wali.

Namun, orang yang berkecenderungan seperti ini, menurut Ibnu Athaillah, tidak termasuk tokoh mursyid ideal. Orang yang sudah mampu merasa dekat sedekat-dekatnya dengan Tuhannya tidak lagi memerlukan kekeramatan, karena ia sudah yakin dengan dirinya sendiri bahwa apa yang dicarinya selama ini sudah ditemukan. Ambisi popularitas di mata publik sudah tidak ada lagi.

Mukjizat dan karamah

Sekiranya ada tokoh pembimbing spiritual, apakah itu syekh, mursyid, atau wali, yang mengaku berkemampuan untuk berkomunikasi dengan para penghuni alam malakut sehingga mereka memiliki kemampuan memahami sejumlah rahasia, misalnya mampu menebak kejadian yang akan datang. Informasi itu tak bisa diparalelkan dengan kemutlakan kebenaran wahyu.

0 komentar: